Sabtu, 03 Agustus 2013

~@~ Bro, Puisi Ini Untuknya Yang Pergi ~@~



Bro.. Taukah bro..??
Dipelupuk matanya itu ada segudang mendung dimana tempat hatiku berteduh ketika teriknya hidup menghunjuk-hunjuk diriku

taukah bro..?
Pada pundaknya itu adalah tempat kepalaku terbenam..
Manakala aku lelaki terbit dari ufuk timur melawan kerasnya tanah tempatku berdiri.. Harus terbenam pada ufuk timur di pundaknya itu yang menopang resah kerontangku

Bro..
Digerai rambutnya adalah dunia tempat inspirasiku berayun-ayun manakala jenuh kian mengepungku manakala kekecewaan hidup menyapaku manakala kegundaan mengundangku

namun alis di matanya bro..
Adalah lengkungan pelangi yang malaikat titip pada putih wajahnya yang selalu menemani langkahku mengarungi derasnya sungai hidup..

Bro....
Dari kecupannya ku kuat tuk melawan arus takdir tanpa takut hanyut di kelamnya hening
pada merah bibirnya selalu terbisik di telingaku kata 'Harus kuat sayang'
manakala aku terpatahkan arus hidup..

Tapi bro..
Tak ada lagi kurasa rinai candanya
tak kutemukan lagi mata sipit itu yang rajin hangatkan tawaku
pena pun kertas ini cerai pada namanya

lenyap sudah kepingan inspirasiku bersama gemulai langkahnya
kini tak ada lagi kata-kata penopang yang selalu terbesit ditelingaku

hanya tetes-tetes air mata yang tercecer.. Dimana dulu tempat ia mendaratkan kecupan dipipi
ia pergi beranjak tanpa membaca tiga bongkah puisi-puisi yang tercipta dari suara nafasnya

bro... Haruskah kuberi sayap puisi ini? Agar puisi ini terbang menuju merah jambu bibirnya..
Agar ia tau kepatahan seorang lelaki yang pernah ia pelihara dengan belai sayangnya..

Bro.. Kugurat puisi ini agar kalian tau.. Bagaimana kidung-kidung kepatahan yang kini menjadi karibku mengasuh aku dengan luapan benci.


*Untukmu Rinduku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar