Minggu, 25 Agustus 2013

~@~ Celoteh Selembar Puisi ~@~


By. Abdan Yusuf

Pengarang ku kenapa..??
ku lihat ia cemberut..!!
apakah dia dilema..??

Pengarangku kau kenapa..??
aku tak lagi setajam beling kaca..!!
diksiku yang bagai belati kini kau buat tumpul..!!

Pengarangku..
kulihat engkau seperti secarik doa yang tersangkut di gerbang langit.. tak pernah di ijabah..!!

Pengarangku.. ada apa denganmu..??
ku rasakan getar jemarimu merajutku penuh bimbang..sangsai dan dilema

Pengarangku.. Aku adalah kamu..!!
dimana kentalnya rasa yang kau jumpai selalu tersajak dalam huruf-hurufku

tetapi kali ini..
adalah kentalnya rasa itu yang tak kutemukan lagi dalam majas-majasku
hanya 'ENTAH' yang kini gemetar di hatimu dan di setiap sajak-sajak ku

Minggu, 11 Agustus 2013

~@~ Tentang Malam yang Sekarat ~@~



By. Abdan Yusuf

Malam semakin larut tercebur dalam 
kopi abstrakku 
celoteh busuk purnama jua remuk 
teraniaya oleh asap-asap pelarianku 
Di temaramnya malam, hatiku 
hancur .. Bungkam, teler teradiasi 
menjadi pecundang yang di ludahi 
bumi.. 
Aku,, manusia konyol dengan 
sebatang rokok dan segelas kopi 
yang coba sembunyi dari sekeping 
caci oleh busuknya takdir.. 

Duhai kau yang katanya penguasa 
takdirr... 
Aku jenuh teramat jenuh oleh 
hidup.. 
Bersajaklah duhai jalan tuhan... 
Poleslah segelintir karunia di syairku 
yang sedang sekarat.. 

Bersajaklah duhai tangan tangan 
bungkam.. 
Hancurkan persetannya takdir.. 
Biar ku bungkam asa yang 
menancap di dada. 
Kan ku kritiskan apa yang menjadi 
segala, 
dan ku remukkan segala yang 
menjadi apa..

*Antara siang,nikotin,cafein dan bayangmu.. Ke Empatnya adalah rasa Surga di jantungku

Sabtu, 03 Agustus 2013

~@~ Bro, Puisi Ini Untuknya Yang Pergi ~@~



Bro.. Taukah bro..??
Dipelupuk matanya itu ada segudang mendung dimana tempat hatiku berteduh ketika teriknya hidup menghunjuk-hunjuk diriku

taukah bro..?
Pada pundaknya itu adalah tempat kepalaku terbenam..
Manakala aku lelaki terbit dari ufuk timur melawan kerasnya tanah tempatku berdiri.. Harus terbenam pada ufuk timur di pundaknya itu yang menopang resah kerontangku

Bro..
Digerai rambutnya adalah dunia tempat inspirasiku berayun-ayun manakala jenuh kian mengepungku manakala kekecewaan hidup menyapaku manakala kegundaan mengundangku

namun alis di matanya bro..
Adalah lengkungan pelangi yang malaikat titip pada putih wajahnya yang selalu menemani langkahku mengarungi derasnya sungai hidup..

Bro....
Dari kecupannya ku kuat tuk melawan arus takdir tanpa takut hanyut di kelamnya hening
pada merah bibirnya selalu terbisik di telingaku kata 'Harus kuat sayang'
manakala aku terpatahkan arus hidup..

Tapi bro..
Tak ada lagi kurasa rinai candanya
tak kutemukan lagi mata sipit itu yang rajin hangatkan tawaku
pena pun kertas ini cerai pada namanya

lenyap sudah kepingan inspirasiku bersama gemulai langkahnya
kini tak ada lagi kata-kata penopang yang selalu terbesit ditelingaku

hanya tetes-tetes air mata yang tercecer.. Dimana dulu tempat ia mendaratkan kecupan dipipi
ia pergi beranjak tanpa membaca tiga bongkah puisi-puisi yang tercipta dari suara nafasnya

bro... Haruskah kuberi sayap puisi ini? Agar puisi ini terbang menuju merah jambu bibirnya..
Agar ia tau kepatahan seorang lelaki yang pernah ia pelihara dengan belai sayangnya..

Bro.. Kugurat puisi ini agar kalian tau.. Bagaimana kidung-kidung kepatahan yang kini menjadi karibku mengasuh aku dengan luapan benci.


*Untukmu Rinduku

~@~ K A U ~@~

By. Abdan yusuf

Bagaimana bisa aku melupakanmu
bila bayangmu masih saja menari diantara bintang-bintang

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu
bila hatiku terbentuk dari senyummu

Seumpama hujan dari langit di runtuhkan tanpa mendung
seperti itu pula ketika air matamu menetes, jatuh ke tanah
menghancurkan hatiku

Maaf..!!
engkau tak tahu tentang aku

Meninggalkanmu butuh berjuta hal yang entah itu apa

Maaf..!!
aku harus pergi,tanpa memberitahumu

Menoleh ke arah belakang

~@~ Untukmu Yang Berlalu ~@~


By. Abdan Yusuf

Tentang bayangmu yang masih berayun-ayun di angan... saat langkahmu meng-enyahkanku dari pelupuk di matamu...pada hatiku engkau pernah berceramah tentang kasih sayang..

Tetapi mengapa?
kau beranjak pergi.. berlalu meninggalkanku terpuruk membiarkan hati ini sendiri terlentang di pecundangi
di pelupukmu dulu tempat kumenemukan hangatnya dekapan..manakala kidung-kidung cintanyaring berhembus
Dulu...

kini..aku tak mungkin mengutuki waktu
pada kepingan hatimu engkau pernah meredam amarahku...menjadi tempat untuk aku bersandar ketika apa saja yang didihkan darahku menikam kejantananku

lantas..mengapa detik ini begitu cepat berlalu.. terlupakan dan terabaikan begitu saja
kemanakah hatimu yang sempat kujadikan naungan tuk melepas lelah..

seperti terik yang meredam embun
aku berada dipelukan cinta yang teramat tajam menusuk setengah jantungku ketika segalanya tentangmu berayun-ayun diangan

untukmu yang telah berlalu
biarkan debar ini menyimpan senyum dan puing-puing kenangan yang sempat kau bentuk di hatiku yang gersang

~@~ P U L A N G ~@~


By. Abdan Kesepian

Desau angin di jalan setapak mengiringi langkah ini melewati jembatan beling kaca...!!!

Suara tembang jangkrik runtuh ditelinga.. Bersama senyum sabit merah jambu yang kusakukan tuk kujadikan cahaya ketika pekatnya malam menemani gontai langkahku

Ada serimba sesak di dada saat menoleh kebelakang.. Menatap gamang ke arah derasnya arus hidup

Untukmu malamku
Aku Lelaki telah bertarung habis-habisan melawan arus hidup yang kurang ajar

Dan biarkan sejenak ku rayu kaki ini melewati jembatan-jembatan beling kaca..
Menuju tempat perebahan pundak ini..juga tempat perselingkuhan antara puntung rokok dan secangkir kopi di bibir

* Di Antara Hening.